Saya, hanya saya,
baru saya...!!! bahasa itu sangat sering kita dengarkan bahkan secara
sadar ataupun tidak sadar kita terus mengatakannya dalam setiap
pembicaraan kita terhadap sesama. Hal tersebut menandakan pada dasarnya
manusia itu pada zaman sekarang ini tidak lagi memiliki rasa sayang
terhadap sesamanya dan ingin selalu diatas dari sesamanya. memang
melihat dari kultur dan kebiasaan hidup kita sehari hari manusia itu
berbeda derajadnya tapi yang menjadi permasalahannya apakah itu tetap
menjadi patokan dalam hidup kita, atau apakah kita tidak membutuhkan
sesama lagi dalam bidang apapun, atau cukupkah hanya materi dan
kelebihan kita yang dapat kita andalkan untuk menebus rasa persaudaraan
sesama manusia ?
Arti dari ucapan bila kita mengatakan saya, hanya
saya, baru saya .... atau apapun itu berarti kita harus benar benar
mampu dalam segala bidang khususnya dalam hal membantu sesama kita.
ucapan tersebut mempunyai pundasi bahwa kita orang yang bertanggung
jawab dalam segala hal di mana ucapan tersebut di sebutkan.
Bila mana kita menyebutkan ucapan tersebut ( saya, hanya saya, baru
saya .... ) itu menandakan kita harus lebih loyal dan penopang dalam
segala hal kepada sesama kita.
Bila kita menyebutkan perkataan
tersebut dengan secara spontan kita telah menyebutkan diri kita adalah
orang yang paling di level atas melebihi sesama kita, dan sangat di
sayangkan bila orang lain menganggap kita sombong. Hal ini dapat membuat
reputasi kita buruk di mata sesama, tanpa sadar kita hal tersebut dapat
mempengaruhi mental dan kepribadian kita. Banyak teori yang membuktikan
bila kita selalu menyebutkan diri kita sendiri mempunyai kemampuan
lebih akan menjadikan suatu beban moral kepada kita. Ucapan tersebut (
saya, hanya saya, baru saya .... ) menjadi suatu dingding pemisah
antara kita dan sesama, besar kemungkinan semakin kita mengatakannya
semakin banyak yang menjauh dari kita.
Pesan :
Setiap
perkataan yang pernah kita ucapkan tentang kita sendiri kepada orang
lain dengan seringnya, akan menjadikan kita sebagai orang bodoh dimata
orang tersebut.[ Rivai Silaban ]
Posting Komentar