Disuatu ketika
ada satu keluarga yang mempunyai seorang anak laki laki yang baik dan
lugu, sehari harinya sianak tersebut memelihara 2 ekor kambing indukan,
sedangkan sanag ayah yang berpropesi sebagai petani sekaligus menjabat
sebagai pelayan gereja ( Sintua ) di gereja mereka. Suatu ketika sayang
ayah bertugas dlam pelayanan minggu ( Kothbah ) di gereja mereka yang
berada di kampung tersebut. Dengan merasa bangga dan sangat terampil
sang ayah berkothbah dengan suasana hati dan semangat dan sang ayah
memaparkan semua isi kothbahnya yang pada waktu itu memiliki tema "
Mengasihi Sesama Manusia ". Dengan semangat sang ayah mengatakan dalam
kotbahnya " Bila ada barang ataupun peliharaan milikmu melebihi satu,
sedangkan banyak orang di luar sana yang tidak mempunyai, apa salahnya
engkau memberikan satu dari dua barang milikmu ataupun hartamu ! sebab
sebagai manusia kita sudah selayaknya membantu sesama. "
Disore
harinya sepulang gereja, seperti biasa sang anak pergi kekandang
kambingnya untuk memberi makankambingnya, dan dia teringat atas apa yang
telah di ucapkan ayahnya dia bergegas memberikan 1 kambing miliknya
kepada tetangganya yang memang pada waktu itu tetangganya tersebut belum
memiliki kambing.
Keesokan harinya sang anak pergi sekolah lalu
sang ayah pergi kekandang kambing miliknya untuk memberi makan kambing
tersebut. Dengan rasa kaget dan marah sang ayah melihat kambingnya
tinggal 1 dan dia terus bertanya tanya smbil pulang kerumah dan menunggu
anaknya pulang untuk di tanyakan tentang masalah ini. Si anak telah
pulang tanpa basa basi sang ayah menanyakan kepada anaknya sembari marah
marah " Dimana kambing kita itu satu lagi..!!! " sang ayah tidak
perduli lagi dengan keadaan sekitar bahwa orang yang dimarahinnya
tersebut adalah anak kandungnya. Sifat sianak tetap tegar dan tenang,
dengan bangganya dia menjawab kepada bapaknya : " Udah saya berikan pak
!! ketetangga sebab kambing kita kan 2 ekor dan semalam bapak berkotbah
dan mengatakan bila ada barang atau apapun milik kita yang melebihi satu
apa salahnya kita memberikannya satu kepada orang lain ? "
Dengan
rasa malu dan sangat marah sang ayah menyebutkan " Ucapan ku itukan
bukan untuk kita melainkan untuk oranglain...!!! " sang anak merasa
bingung dan terdiam mendengarkan perkataan dari ayahnya.
"
Cerita di atas hanya fiktik belaka bila ada kejadian persis seperti
cerita di atas kami tidak sengaja dalam hal ini, dan kami mohon maaf "
Kesimpulan :
Sebagai manusia kita sering menyepelekan ataupun melupakan semua perkataan yang pernah kita ucapkan kepada orang lain.
Dalam
menyampaikan suatu ucapan kita sebaiknya lebih berhati hati dan tetap
menyadari setiap perkataan kita itu adalah wujud dari diri kita.
Home »
Illustrasi
» Kepolosan seorang anak
Kepolosan seorang anak
Written By Unknown on Selasa, 26 Februari 2013 | 04.32
Label:
Illustrasi
Posting Komentar