Di
suatu desa ada satu keluarga yang baik dan sangat mengenal dan yakin ke
pada Tuhan, keluarga tersebut sangat lah miskin , mereka hidup dengan
cara bertani. Sosok sang ayah ( sebut saja Pak Amin )yang terkenal baik
(sebut saja seorang sintua ), di samping bertani Pak Amin melayani di
gereja yang ada di kampung itu yang lumayan jauh dari rumah mereka.
Setiap harinya Pak Amin selalu ke gereja dengan berjalan kaki dan
membutuhkan waktu 32 menit perjalanan. atas kebaikan dan kepolosannya,
setiap pekerjaan yang ada di greja itu yang dia tugaskan ke pada dia
selalu mengerjakannya dengan suka rela. Begitu juga dengan segala bagian
surat menyusat di gereja itu. Sang ayah yang memang benar benar miskin
sering juga berharap untuk mendapatkan sepeda dan mesin ketik untuk
kelancaran dalam mengerjakan tugas tugas dari gereja. Dalam doanya di
memohon agar apa yang dia inginkan itu terwujud. Keluarga tersebut
bertani dengan sungguh sungguh agar suatu hari dapat uang banyak dan
dapat membeli kebutuhan si ayah tersebut, tapi dengan berbagai upaya
karena modal memang sedikit yah... cita cita tersebut masih jauh untuk
di kejar.
Disuatu ketika kepala desa yang ada di kampung itu yang
memang sudah lama menjabat dan periodenya sudah habis serta ingin
pensiun dengan rencana pindah kerumah yang telah di beli anak anaknya di
luar kota, membuat syukuran serta mengundang semua pelayan gereja dan
pendeta mereka begitu juga dengan warganya agar datang ke rumahnya. Tiba
di hari dimana acara syukuran tersebut dilaksanakan semua warga dan
wakga serta para sintua gereja setempat sudah datang berkumpul di rumah
kepala desa tersebut. Pendeta menanyakan ke pada sintua setempat agar
pelaksanaan ibadah syukuran itu di laksanakan. tapi para sintua merasa
tidak nyaman sebab keperluan untuk acara syukuran tersebut berada di
tangan pak Amin yang memang belom datang. kebaktian pun di tunda
beberapa jam, saat pak amin datang kebaktian pun dilaksanakan. Setelah
acara selesai pendeta menanyakan kepada pak Amin.
Pendeta : Pak Amin kenapa bapak lama kali datangnya tadi, dan kenapa acara ibadah itu di tulis dengan tulisan tangan ?
Pak
Amin : maaf amang.. jarak antara rumah saya ke sini cukup jauh, dan
soal acara tersebut saya tulis tangan berhubung mesin ketik saya tidak
ada.
Semua orang yang mendengarkan penjelasan itu termasuk bapak
kepala desa yang mengadakan syukuran itu maklum atas keadaan tersebut.
Setelah
beberapa bulan berlalu Kepala desa mereka habis jabatan dan ingin
pindah ke rumah yang telah di sediakan anaknya. saat pindah pak Amin di
panggil kepala desa kampung itu agar bersedia untuk membantu mengangkat
prabotan rumahnya, dan pak Amin pun datang. Kepala desa memaggil pak
Amin dan memberikan sepeda bekasnya ke pak Amin setelah semua kebaikan
yang telah dia lakukan selama ini.
Dengan bangga dan hati terharu pak Amin mengucapkan banyak terimakasih.
Serta pak kepala desa tersebut meninggalkan satu mesin ketik buat
gereja tersebut yang memang mesin ketik tersebut tidak dia pergunakan
lagi. Dengan senang hati para warga menerimanya. Para sintua gereja
tersebut memberikan wewenang agar pak Amin mempergunakannya dalam
keperluan gereja mereka.
Kesimpulan
Perbuatan
baik yang pernah kita lakukan selama hidup kita, tidak akan pernah
terabaikan dan apa yang pernah kita rencanakan belum tentu dapat
terwujud dengan apa yang pernah kita pikirkan.
Home »
Illustrasi
» Harapan itu akan terwujud pada waktunya
Harapan itu akan terwujud pada waktunya
Written By Unknown on Selasa, 26 Februari 2013 | 04.53
Label:
Illustrasi
Posting Komentar